Catatan Kaki

Selasa, 10 Juli 2012

Pengacara Lasut



Pengacara lasut. Setiap datang ke rumahku hanya bisa membuka acara selamat datang dan mengakhirinya dengan kata semoga. Sengketa yang sudah hampir dua tahun belum juga berakhir dengan kata selamat. Jika tidak, keluarga kami melarat. Sempat tak sempat sesaji pun tersaji di depannya. Komat-kamit di depan kami, mempertunjukkan pusakanya yang menempel ke telinga. “Hallo… ya… bagaimana? Oh… iya… kalo begitu…,” seolah menjadi mantra. Wassalam.
Tuntut saling tuntut, Pak, di sini mah.
Hingga tak ada buntut. Dan kami pun terkentut-kentut.
Tat… tit… tut…. “Hallo… ya… bagaimana? Oh… iya… kalo begitu…,” seolah menjadi mantra. Wassalam. 

Tidak ada komentar: