Catatan Kaki

Minggu, 21 April 2013

Not This Time

Ketika tangannya menyelaraskan si tinggi dan si pendek. Berputar arah tujuan dari tempatnya yang semula ke tempat yang lebih baik. Tidak. Yang lebih tepat, setiap malam yang berulang seperti itu. Bapakku duduk pada singgasananya. Dalam istananya yang sunyi serta bocor.
     Dia menghadiahkan jam tangan lamanya lagi kepadaku, "But I can't speed up a time." 
     Dia duduk lagi. Katanya, dia punya penunjuk waktu yang baru. Yang digital, yang tak paham bagaimana dia mengoperasikannya. Seolah baginya itu sebuah jam. Penunjuk waktu. Padahal yang kulihat adalah penunjuk indikator catatan tes gula darahnya yang tak bisa dia selaraskan dengan baik. Seperti jam-jam antiknya yang selalu dia perbaiki. Seperti jam lamanya yang selalu dia perbaiki...seperti jam lamanya yang selalu bapak perbaiki...seperti....
     Setiap minggunya dia berusaha memperbaiki jam hidupnya kini. Di dunia ini. Melalui penunjuk waktu digital yang tak pernah dia pahami. Tak pernah mengerti. "Selalu saja turun-naik. Berubah-ubah terus," tak tetap katanya. Itulah yang kini menjadi masa baginya.
     Dan aku selalu berdoa. Karena hanya itu yang bisa kulakukan. Semoga masih ada masa untuknya. Semoga dia masih diberi kesempatan walaupun hanya untuk bermain-main dengan jam-jam dinding antiknya. Selama tangan dan matanya tak pernah tahu waktu akan berhenti selagi dia tidur? ...hingga dia terbangun untuk menjalankan lagi roda-roda mesin waktu jam kuno kesayangannya....
DING...DONG...DING...DONG....

Tidak ada komentar: